Bapak Haji Sandiaga Salahuddin Uno sendiri tidak menyampaikan alasan – alasan secara detail mengapa ujian nasional akan di hapuskan dari sekolah – sekolah di Indonesia, ini mungkin karena terbatasnya waktu yang disediakan dalam sesi debat calon wakil presiden tersebut, kursi sekolah.com akan mencoba menganalisa sendiri mengapa Ujian nasional perlu diganti dengan ujian test kemampuan , bakat dan minat, karena kursisekolah.com juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh calon wakil presiden bapak Haji Sandiaga Salahuddin Uno dalam sesi debat tersebut.
Adapun alasan – alasan mengapa Ujian Nasional Sekolah perlu di hapus dan diganti dengan Test kemampuan bakat dan minat menurut kursisekolah.com adalah sebagai berikut:
Pertama, Bentuk UN selama ini kurang mendorong berkembangnya kemampuan siswa secara utuh, ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy beberapa waktu yang lalu ketika beliau mewacanakan moratorium atau penghapusan sementara ujian nasional (UN) di Sekolah. Hal ini diberitakan di kompas online
Ke-dua, Hasil Ujian Nasional (UN) hingga saat ini belum dapat menjadi instrumen peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Bentuk Ujian Nasional (UN) selama ini kurang mendorong berkembangnya kemampuan siswa secara utuh.
Ke-tiga, Sumber daya yang dikerahkan untuk pelaksanaan UN sangat besar. Ini dikarenakan cakupan Ujian Nasional (UN) yang luas. Sementara cakupan yang luas ini juga menciptakan kesulitan dalam memperoleh Ujian Nasional (UN) yang kredibel dan bebas dari kecurangan.
Ke-empat, terhadap setiap peserta Ujian Nasional (UN), Ujian Nasional (UN) juga dianggap tak berimplikasi sama dan secara langsung. Hasil Ujian Nasional (UN) hanya mempunyai implikasi ketika dimanfaatkan untuk kepentingan lain, misalnya seleksi.
Ke-lima, Karena Sifat Ujian Nasional (UN) dianggap hanya menguji ranah kognitif dan beberapa mata pelajaran tertentu saja, maka Ujian Nasional (UN) dinilai cenderung membawa proses belajar ke orientasi yang salah.
Ke-enam, Ujian Nasional (UN) dinilai belum menjadi alat pemetaan yang tepat. Sebab, pemetaan mutu yang baik menuntut adanya instrumen pemetaan lain selain UN. Pemetaan mutu tak perlu dilakukan setiap tahun dan tidak perlu diberlakukan untuk seluruh siswa.
Ke-tujuh. Pemetaan mutu yang baik menuntut adanya instrumen pemetaan lain selain Ujian Nasional (UN). Pemetaan mutu tak perlu dilakukan setiap tahun dan tidak perlu diberlakukan untuk seluruh siswa.Dan Ujian Nasional (UN) dinilai belum menjadi alat pemetaan yang tepat.
Ke-delapan, Karena Sifat Ujian Nasional (UN) dianggap hanya menguji ranah kognitif dan beberapa mata pelajaran tertentu saja. Maka Ujian Nasional (UN) dinilai cenderung membawa proses belajar ke orientasi yang salah. Sekolah cenderung hanya terfokus pada bidang mata pelajaran yang diberikan pada Ujian Nasional (UN) , kurang memperhatikan mata pelajaran lainnya. Bentuk soal Ujian Nasional (UN) yang bersifat multiple choice sangat memungkinkan menjauhkan anak didik dari pembelajaran yang mendorong anak didik berpikir kritis serta analis. Dan Juga menjauhkan siswa dari praktik - praktik penulisan esai sebagai latihan mengekspresikan pikiran dan gagasan gagasan orisinil siswa.
Demikian alasan – alasan mengapa kita mesti setuju dengan gagasan bapak H. Sandiaga Salahuddin Uno tenteng penghapusan Ujian Nasional di Sekolah dan diganti dengan model ujian yang lebih tepat seperti tes kemampuan bakat dan minat.
Kita boleh berbeda tetapi persatuan harus dijaga..!